Wonogiri- Sampai saat ini hampir
sebagian besar petani perkebunan di Jatipurno mulai resah dengan kondisi yang
ada, mulai tingginya biaya produksi, seperti harga bibit, pupuk dan pestisida
sampai cuaca yang tidak menentu. Ditambah rendahnya harga jual disaat musim
panen tiba, terlebih untuk kawasan Jatipurno sebelah utara di kaki gunung lawu
serangan hama kera sampai saat ini belum bisa di tanggulangi, akhirnya banyak
lahan perkebunan yg di telantarkan. Hal tersebut di sampaikan Nyamik Saptari di
dusun Mener Desa Jatipurwo, Sabtu (21/1).
Nyamik yang juga menjabat sebagai
Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri dari Fraksi PKS ini menjelaskan “Saat ini yg masih menjadi
pribadona di lahan perkebunan adalah cengkeh.
Tapi harga jual saat panen sangat tidak stabil, terlebih ada rencana dari
salah satu perusahan yang sedang
mencanangkan bantuan bibit cengkeh besar-besaran, di tambah dengan bantuan
pendampingan penyuluh lapangan. Saya khawatir 5 tahun kedepan harga cengkah
akan anjok karena stok yg sangat melimpah ruah, dan yg lebih khawatir lagi akan
terulang kembali monopoli cengkeh seperti jaman orde baru dulu, yang buntutnya
masyarakat membabat habis pohon cengkeh miliknya, Padahal sudah mengeluarkan
biaya pemeliharaan yang sangat mahal. Terlalu banyak mafia di tata niaga
cengkeh, Sehingga mimpi indah petani
tidak pernah tercapai. 10 tahun yang lalu kalau panen petani bisa membeli perhiasan,
mobil atau minimal motor, tapi saat ini untuk sekedar menabung saja susah”.
Selain mengajak masyarakat khususnya pentani untuk mengembangka tanaman lada, pertemuan yang di hadiri petani juga anggota FMPP(Forum Masyarakat Peduli Petani) ini sekaligus sebagai sarana serap aspirasi dari masyarakat dan rutin di tempat lainnya.
Mantab, lanjutkan Berdayakan petani
BalasHapusAlhaamdullilah....semoga Allah memberikan kemudahan dan keberhasilan... tetap semangat
BalasHapus