Headlines News :
Home » » KHASIAT TANAMAN OBAT NUSANTARA

KHASIAT TANAMAN OBAT NUSANTARA

Ditulis oleh: admin ,pada hari Sabtu, 25 April 2015 | 15.41



Tanaman obat didefinisikan sebagai tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Masyarakat memanfaatkan bahan-bahan asal tanaman obat masih dalam keadaan segar, maupun yang sudah dikeringkan sehingga dapat disimpan lama yang disebut dengan simplisia (Agus & Jacob, 1992). Tumbuhan obat terdiri dari beberapa habitus antara lain pohon, perdu, herba, liana dan semak (Tjitrosoepomo, 1988). Tumbuhan obat mempunyai khasiat yang bekerja sebagai antioksidan, antiradang, analgesik, dan lain-lain, mengarah pada penyembuhan suatu penyakit. Hal ini tidak terlepas dari adanya kandungan bahan kimia tumbuhan obat yang berasal dari metabolisme sekunder (Rizka, 2014).

Diperkirakan selama ini terdapat 20.000 spesies tumbuhan obat yang dipergunakan oleh 80 persen penduduk dunia. Berdasarkan kajian ethno-forest pharmacy (etno-wanafarma), sampai tahun 2007 tidak kurang dari 2.039 jenis tumbuhan obat ada di hutan tropika Indonesia. Menurut Kepala Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Ervizal AM Zuhud, terdapat 237 jenis tumbuhan obat di perkampungan Gunung Leutik Kabupaten Bogor, Jawa Barat seluas 35 hektar yang menjadi “Kampung Konservasi Taman Tumbuhan Obat Keluarga”. Ada 15 jenis tumbuhan obat yang dijadikan unggulan meliputi takokak, temulawak, jahe, pegagan, jeruk nipis, binahong, mahkota dewa, rosela, sirih, brotowali, kenikir, salam, duwet, dan sirsak. Sebagian besar sudah tumbuh di wilayah itu, tetapi pemahaman masyarakat terhadap manfaat tumbuhan obat tersebut makin tergerus (Kompas).

Artikel ini akan membahas beberapa tanaman obat khas nusantara beserta khasiatnya. Pertama, tanaman kunyit atau kunir (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu tanaman rempah-rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet (Madura). Kandungan utama kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi untuk pengobatan. (Wikipedia).

Menurut Prof HM Hembing Wijayakusuma, pakar pengobatan alami, bagian yang digunakan dari kunyit adalah rimpangnya. Senyawa yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah kurkumin (zat pewarna kuning). Kandungan kurkumin kunyit lebih tinggi daripada rimpang lainnya. Bisa dilihat dari daging rimpangnya yang berwarna kuning oranye. Kunyit mempunyai khasiat pengobatan untuk berbagai penyakit. Di antaranya gejala flu seperti demam, pilek, dan hidung tersumbat. Juga untuk sesak napas, badan terasa lemas, nyeri sendi dan otot, rematik/peradangan sendi, radang lambung, gangguan pendernaan, hepatitis, sakit kuning, kolesterol tinggi dan hipertensi. Kunyit juga berfungsi sebagai antipiretik (menurunkan panas), mengurangi rasa sakit (analgetuk), melindungi lambung, peluruh haid, laktagoga, melancarkan sirkulasi darah dan melebarkan saluran pernapasan (prasagung.wordpress.com).

Penggunaan kunyit sangatlah efektif, yaitu dengan meminum segelas jus kunyit (dibuang ampasnya), selama 2 minggu berturut-turut. Ramuan tersebut juga sangat efektif untuk menyembuhkan flu/demam pada ibu-ibu yang hamil (tidak perlu dilakukan setiap hari, biasanya 1-2 hari sudah bisa sembuh), sehingga terhindar dari penggunaan obat-obatan kimia yang bisa berbahaya terhadap janin yang dikandungnya. Bila dikonsumsi oleh para ibu hamil, dipercaya bayi yang lahir akan bersih dari lemak-lemak yang seringkali menempel/menutupi seluruh badan bayi (Wikipedia).

Kedua adalah tanaman kencur (Kaempferia galanga L.) termasuk salah satu jenis tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Dalam pustaka internasional (bahasa Inggris) kerap terjadi kekacauan dengan menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpinia officinarum) maupun Zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan bukan merupakan rempah pengganti. Kencur kemungkinan berasal dari India, di mana ia tersebar luas. Tanaman ini dibudidayakan secara meluas di Asia Tenggara, Cina selatan, Nusantara hingga Maluku; dan kemungkinan pula diintroduksi ke Australia utara.

Kencur di berbagai tempat dengan nama yang berbeda-beda: cikur (bahasa Sunda); ceuko (bahasa Aceh); kaciwer (bahasa Karo); kencor (Madura); cekuh (bahasa Bali); Sekuh atau Sekur (bahasa Sasak); kencur; sukung (bahasa Melayu Manado); asauli, sauleh, soul, umpa (bahasa-bahasa di Maluku) serta cekir (Sumba).

Berbagai masakan tradisional Indonesia dan jamu menggunakan kencur sebagai bagian resepnya. Kencur dipakai orang sebagai tonikum dengan khasiat menambah nafsu makan sehingga sering diberikan kepada anak-anak. Jamu beras kencur sangat populer sebagai minuman penyegar pula. Di Bali, urap dibuat dengan menggunakan daun kencur (Wikipedia).

Ketiga yaitu tanaman jahe (Zingiber officinale) termasuk tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron (Wikipedia).

Tanaman jahe telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk beragam keperluan bahkan bisa dikatakan memiliki sejuta khasiat mulai dari bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan, industri obat, jamu tradisional dan minyak wangi.  Begitu akrabnya kita, sehingga tiap daerah di Indonesia mempunyai sebutan sendiri-sendiri bagi jahe. Nama-nama  daerah bagi jahe tersebut antara lain; Jahe (sunda), halia (Aceh), bahing (Batak karo), sipadeh atau sipodeh (Sumatera Barat), Jahi (Lampung), jae (Jawa),  jhai (Madura), pese (Bugis) dan  lali (Irian).

Selain secara tradisional, beberapa penelitian modern pun telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain : menurunkan tekanan darah;  melancarkan pencernaan; menurunkan kadar kolesterol; obat rematik; mengandung antioksidan; mencegah mual; membuat lambung menjadi nyaman; meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin (www.hanjuang.com).

Jahe juga dapat digunakan sebagai obat herbal mengobati  migrain/penyakit kepala pada satu sisi kepala, walaupun pada beberapa penderita rasa sakitnya meliputi seluruh kepala. Berikut adalah obat herbal dari profesor Hembing untuk menyembuhkan sakit migrain yaitu 10 gr jahe +15 gr serai direbus dengan 500cc air hingga tersisa 200cc, disaring airnya, kemudian minum air saringan tadi dalam keadaan hangat dan minum secara teratur 2 kali sehari. (obatherbalhembing.blogspot.com).

Mengutip pesan  Prof HM Hembing Wijayakusuma, untuk meningkatkan daya tahan tubuh, selain harus mengonsumsi makanan yang bergizi, olahraga dan istirahat yang cukup, juga dapat ditunjang dengan mengonsumsi ramuan tumbuhan obat yang mempunyai efek imunostimulan (meningkatkan daya tahan tubuh) seperti kunyit, temu lawak, dan sambiloto. Masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam yang murah, efektif, efisien dan tanpa efek samping sehingga aman dikonsumsi tiap hari sebagai langkah pencegahan dan pengobatan dini.

Semoga bermanfaat. Salam sehat ! (RW)

* dari berbagai sumber
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Info Baru

Info Baru

Taujih Rabbani


Buku Tamu

FB Like

 
Support : Creating Website | FB
Copyright © 2021. PKS WONOGIRI - All Rights Reserved
copyright @2020 PKS Wonogiri